Pertama,
belajar peka terhadap lingkungan sekitar. Dengan berpuasa, kita dapat
merasakan bagaimana orang yang kurang beruntung menahan lapar dan dahaga
setiap hari. Kita yang berpuasa, masih dapat makan dan minum setelah
saat berbuka tiba. Bayangkanlah Si Miskin saat mereka harus menahan
lapar dan dahaga selama berhari-hari.
Bulan Ramadhan juga memberikan kesempatan besar untuk berbagi kepada sesama. Bagi yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, akan mendapatkan pahala sebesar yang didapat orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Pahala tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka itu hanya sebuah kurma atau seteguk air. Maka, sungguh merugi jika di bulan penuh berkah ini kita tak belajar peka terhadap keadaan sekitar.
Bulan Ramadhan juga memberikan kesempatan besar untuk berbagi kepada sesama. Bagi yang memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, akan mendapatkan pahala sebesar yang didapat orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Pahala tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka itu hanya sebuah kurma atau seteguk air. Maka, sungguh merugi jika di bulan penuh berkah ini kita tak belajar peka terhadap keadaan sekitar.
Kedua, belajar lebih sabar. Puasa mendidik kita untuk lebih sabar. Inti puasa adalah menahan hawa nafsu. Semua nafsu –seperti nafsu makan-minum, nafsu marah, nafsu syahwat- kita kendalikan.
“Kesabaran itu ada tiga macam: sabar menghadapi musibah, sabar untuk taat, dan sabar menghindari maksiat” (HR Ibnu Abud-Dunya). Lalu, bagaimana dengan ungkapan yang popular di tengah-tengah masyarakat bahwa “Sabar itu ada batasnya”? Ungkapan itu tak berdasar. Kita harus ikhlas menerima dan menghadapi segala macam masalah yang ada.
Al-Quran mengatakan,
“Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan, sesungguhnya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS Al-Baqarah [2]: 45).
Jika
memperhatikan ayat di atas, sabar (bersama shalat) merupakan media
penolong terpenting saat kita disergap masalah. Dengan demikian, maukah
kita membatasi sabar yang berarti mempersempit dan bahkan menutup
peluang kita untuk keluar dari masalah yang mengepung kita? Maka, dengan
logika sederhana itu, bagi kaum beriman sabar itu sungguh tidak
berbatas.
Ketiga, belajar disiplin. Bulan Ramadhan tanpa sadar mengajarkan kita berdisiplin. Contoh kecil, waktu makan menjadi lebih teratur. Waktu sahur, kita bersegera bangun. Saat berbuka puasa, kita bahkan sudah bersiap-siap di depan makanan beberapa menit sebelumnya. Sementara, jika di hari-hari di luar Ramadhan, banyak dari kita yang makan tanpa jadwal yang jelas karena berbagai alasan. Akibatnya apa? Karena tidak disiplin dengan pola makan, maka kita berpeluang dihampiri berbagai penyakit.
Keempat, belajar jujur. Puasa mengajarkan kita untuk jujur. Lewat puasa Ramadhan kita dilatih berlaku jujur. Misal, sekalipun kita memiliki kesempatan untuk makan dan minum di tempat terlindung, tapi itu tidak dilakukan karena kita sedang berpuasa dan yakin bahwa perbuatan apapun pasti dilihat Allah. Saat berpuasa, kita dilatih untuk menyadari bahwa Allah selalu hadir di manapun kita berada.
Ketiga, belajar disiplin. Bulan Ramadhan tanpa sadar mengajarkan kita berdisiplin. Contoh kecil, waktu makan menjadi lebih teratur. Waktu sahur, kita bersegera bangun. Saat berbuka puasa, kita bahkan sudah bersiap-siap di depan makanan beberapa menit sebelumnya. Sementara, jika di hari-hari di luar Ramadhan, banyak dari kita yang makan tanpa jadwal yang jelas karena berbagai alasan. Akibatnya apa? Karena tidak disiplin dengan pola makan, maka kita berpeluang dihampiri berbagai penyakit.
Keempat, belajar jujur. Puasa mengajarkan kita untuk jujur. Lewat puasa Ramadhan kita dilatih berlaku jujur. Misal, sekalipun kita memiliki kesempatan untuk makan dan minum di tempat terlindung, tapi itu tidak dilakukan karena kita sedang berpuasa dan yakin bahwa perbuatan apapun pasti dilihat Allah. Saat berpuasa, kita dilatih untuk menyadari bahwa Allah selalu hadir di manapun kita berada.
Dengan gambaran di atas, sungguh menyenangkan, bukan? Ramadhan adalah
sekolah dengan kurikulum hebat tapi tak menarik bayaran sedikitpun.
Bersyukurlah jika kita masih berkesempatan bersekolah gratis di Madrasah
Ramadhan. Belum tentu tahun depan kita mempunyai kesempatan yang sama.
Untuk itu, sebagaimana murid yang mau masuk sekolah, maka fisik dan
mental harus dipersiapkan secara baik dalam menyambut sekolah gratis
ini. Rugi jika kita akan mendapatkan pelajaran hebat tapi kita tidak
siap menerimanya. Jadi, jangan sia-siakan Ramadhan.
0 komentar:
Posting Komentar