Ahlan Wa Sahlan

translate

Sabtu, 30 Maret 2013

Kenali Mahram mu



Bismillahirahmanirrahiim… kali ini kita bahas tentang mahram ya… Dan perlu diketahui bahwa mahram itu beda artinya dengan muhrim. Tetapi masih banyak orang yang menyebutnya dengan  istilah muhrim, padahal yang dimaksud adalah mahram.
Muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul. Sedangkan kata mahram (mahramun) artinya orang-orang yang merupakan lawan jenis kita, namun haram (tidak boleh) kita nikahi selamanya. Namun kita boleh bepergian (safar) dengannya, boleh berboncengan dengannya, boleh meliihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan, dst.

Berikut ini akan dijelaskan siapa saja mahram dari kalangan laki-laki, yakni siapa saja wanita yang haram dinikahi. Adapun mahram dari kalangan perempuan adalah kebalikannya, yakni laki-laki yang haram dinikahi.

Mahram bisa dibagi menjadi tiga kelompok. Yang pertama, mahram karena nasab (keturunan). Kedua, mahram karena penyusuan. Ketiga, mahram karena pernikahan.
Kelompok yang pertama (mahram karena keturunan) ada tujuh golongan, yakni :
1.     Ibu, nenek dan seterusnya ke atas, baik jalur laki-laki maupun wanita.
2.    Anak perempuan (putri), cucu perempuan, dan seterusnya, ke bawah baik dari jalur laki-laki-laki maupun perempuan.
3.    Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu.
4.   Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
5.  Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.
6. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah ataui seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur laki-laki maupun wanita.
7. Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.

Mereka inilah yang dimaksudkan Allah subhanahu wa ta'ala:
"Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan…" (An-Nisa: 23)

Kelompok yang kedua ada tujuh golongan juga, sama persis seperti di atas, namun hubungannya karena sepersusuan (yakni satu ibu susuan, dengan minimal disusui 5x sampai kenyang).
Adapun kelompok yang ketiga, maka jumlahnya 4 golongan, sebagai berikut :
1.   Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas, berdasarkan surat an nisa:22
2.    Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan an nisa:23
3.    Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas, berdasarkan an nisa:23
4.  Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah), cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib (anak lelaki istri dari suami lain), berdasarkan surat an nisa :23

Semoga apa yang dijelaskan secara ringkas diatas tersebut memberikan landasan bagi kita untuk mengamalkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang akan berkaitan dengan Mahram ini, seperti masalah pernikahan dan sebagainya.

Jumat, 29 Maret 2013

Karakter Pribadi Muslim



Bismillahirrahmanirrahiim…
Apa saja sih karakter atau ciri khas pribadi seorang muslim itu? Adakah pada diri kita??? Cekidoott!!!! :)
 1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.

Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam [6]:162).
Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:


“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) 
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68]:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) 
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:


“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
ALLAH SWT berfirman yang artinya:
Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan.

Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajriwad dhuhawal asriwallaili dan seterusnya.

ALLAH SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi.
Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum matisehat sebelum datang sakit,muda sebelum tuasenggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri) 
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.

Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau keterampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)
Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahu’alam

Kamis, 28 Maret 2013

Kamu adalah RahasiaNYA



Orang sering menanyakan siapakah kamu? bagaimana kamu? dan dimana kamu ada?
Orang juga sering menanyakan kamu kerja dimana ? Bagaimana kita bertemu dan bagaimana Hubungan kita. Aku tak mengerti, kamu yang di cari atau mereka penasaran dengan hidupku, atau aku yang hanya memendam rasa GR tingkat dewa yang tak pernah berujung atau.. Mungkin kamu yang di cari mereka karena kamu ada di dekatku, atau aku yang ada di dekatmu?

Kamu..
Bagaimana aku melukiskan kamu di depan mereka, akankah mereka mengerti apa yang kubicarakan sedangkan kisahmu adalah sebuah keabsurd'an yang aku sendiri tak memahaminya. Bagaimana caraku menceritakan kamu di depan mereka sedangkan aku sendiri tak pernah bisa bercerita jika kamu adalah topiknya.

Kamu..
bagaimana aku bisa menjadi bagian dari sebuah cerita itu sendiri saat mereka bertanya.. Bagaimana sesungguhnya hubungan yang kita miliki.

Mereka menanganggap kita dekat, berbicara banyak, sms'an semaunya, berhubungan atau mereka bilang kita berpacaran. Entah aku yang tidak mengerti apa itu pacaran atau aku yang gak pernah mengerti bagaimana hubungan ini atau memang aku adalah orang yang bodoh dengan sebuah penyebutan. Penyebutan tentang bagaimana kita ada dan disatukan dalam cerita ini, Sungguh aku tak pernah menyangkanya meskipun tak kupungkiri aku selalu memintanya.

Aku gak tau.. Apakah kisah ini akan berhenti di Kamu atau akan kulanjutkan dengan sesuatu yang berbeda. Aku ingin belajar kehilanganmu ketika aku ingin terus mencintaimu. Aku ingin belajar menangis ketika aku tersenyum karenamu. Aku ingin belajar memendam ketika aku ingin berteriak betapa aku ingin kamu tau bahwa aku mencintaimu. Aku selalu belajar kehilangan ketika aku begitu menginginkanmu.

Aku ingin menghadiahkan cinta yang indah, cinta yang baik yang mungkin mereka bilang aku tak akan mampu melakukannya untuk kehidupan kita. "Jika orang lain mampu menjalani hidupnya dalam sebuah rumah tangga, kenapa kita tidak?".

Sekarang dengarkanlah kalian yang selalu bertanya tentang dia yang kau anggap milikku.. Aku tak pernah mengerti dia bagaimana, aku tak pernah mengerti dia seperti apa dan aku tak pernah tahu bagaimana dia hidup. Aku tak mengenalnya dengan baik, aku masih haus informasi bagaimana dia menjalani hari-harinya. Dan ketahuilah wahai kalian, aku tak ingin mengenalnya jauh lebih banyak ketika aku tak pernah punya hak atas kehidupannya. Aku tak ingin mengenal dia bagaimana ketika saat ini aku tak memiliki keharusan untuk mengenalinya. Aku.. Aku bahkan tidak mengenalnya dengan baik karena aku tak pernah hidup dengannya.

Dan Kamu.. Untukmu...
Aku tak bisa bercerita banyak tentangmu.. karena aku tak mau tersakiti jauh lebih sakit ketika aku tak pernah melihatmu dalam nyata. Aku akan terus belajar untuk tidak memilikimu karena kamu hanya Allah yang berhak.. Aku akan belajar menjadikanmu yang kedua, Aku belajar untuk meluruskan setiap jejak yang akan kita tinggalkan, Aku akan belajar menangis ketika bagaimana hati ini terpaut kepadamu semakin dalam.

Aku tak akan memikirkan apa yang mereka katakan, komentar tentangmu, atau bagaimana seharusnya aku menjalani hidupku. Aku tak akan mempercayai kata-kata mereka ketika aku harus menjalani kisah ini, Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, aku ingin merubah hidupku, aku tak akan mengatakan apa yang kulakukan dengan kisah cintaku. Selama aku tak menjadi buruk karenamu, selama aku tak menjadi buruk karena kisah yang tak pernah kutahu, dan selama aku mampu menghilangkan setiap keraguan ini, aku akan belajar terus menitik setiap rasa yang akan kutitipkan kepadamu. Aku akan mempelajarinya.,. karena itu adalah hidupku!!

Dengarlah.. Kalian..
Dia-ku adalah misteri yang akupun belum pernah mengerti, dia-ku adalah sebuah teka-teki yang akupun belum mengenalnya, dia-ku adalah sosok yang ingin kupelajari hidupnya. Dan jika kalian bertanya apakah aku memilikinya.. Aku hanya akan menjawab.. Meskipun aku tak mampu.. Perasaan ini akan terkikis hingga waktunya tiba, Waktu yang akan menggetarkan Arsy Allah.. dengan janjinya, dengan sumpahnya atas diriku, Sampai saat itu.. Dia-ku.. masih menjadi sebuah Rahasia :).

 
 Apa kabarmu hari ini Calon Imamku.. Masihkan Iman itu ada di dalam hatimu.. Masihkan engkau biarkan dirimu dalam keadaan baik, dan masihkan engkau pergi mencari Ridho Allah untuk kehidupanmu.. Meski tak denganku.. Aku akan berdo'a untukmu sampai batas waktu kesendirian ini terputus, tak selamanya.. Dan kamu.. Biarkanlah kamu hanya akan menjadi rahasiaku :)

dikutip dari: Renungan n kisah inspiratif