Bismillahirrahmanirrahiim…
Apa saja sih karakter
atau ciri khas pribadi seorang muslim itu? Adakah pada diri kita??? Cekidoott!!!! :)
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada
pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki
ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan
menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.
Dengan
kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala
perbuatannya kepada ALLAH.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi
ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam [6]:162).
Karena
aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal
da’wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan
aqidah, iman dan tauhid.
2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah
Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
Dari
ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan
haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur
penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh)
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT
maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan
bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Rasulullah
SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al
Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung”
(QS. Al-Qalam [68]:4).
4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki
daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi
berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Karena
itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan
dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani
juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah.
(HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam
berfikir)
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah
fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang
manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:
“pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu
apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah
ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah
[2]: 219)
Di
dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus
dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki
wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.
ALLAH
SWT berfirman yang artinya:
Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang
tidak mengetahui?”‘, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar [39]: 9)
6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa
nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu
kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia
memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya
kesungguhan.
Kesungguhan
itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu
yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)
7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting
bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari
ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan
menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal
asri, wallaili dan seterusnya.
ALLAH
SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari
semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit
manusia yang rugi.
Oleh
karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan
baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang
sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan
momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup
sebelum mati, sehat sebelum datang sakit,muda
sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya
sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam
suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian
seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu
dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah
harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani
secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH
menjadi cinta kepadanya.
9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha
sendiri/mandiri)
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang
harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan
manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit
seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki
kemandirian dari segi ekonomi.
Karena,
pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan
memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq,
shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah
mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu
memiliki keutamaan yang sangat tinggi.
Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah
seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya
itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari ALLAH SWT. Rezeki yang telah ALLAH
sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau
keterampilan.
10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang
lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan
kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga
dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai
keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak
mengganjilkan.
Ini
berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan
berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam
masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang
lain” (HR. Qudhy dari Jabir)
Demikian secara umum profil seorang muslim yang
disebutkan dalam Al Qur’an dan Hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan
pada diri kita masing-masing. Wallahu’alam
0 komentar:
Posting Komentar